desiran angin menandakan keyakinan
gemerising ayunan pepohonan menandakan kehidupan
dan kepakan sayap burung menandakan penciptaan yang tak berdua
hum... inilah pagi indah bentuk kasih sayang sang pencipta. melantunkan sebuah kesempurnaan harmoni dari sang creator sejati.
dari gelap menuju terang, dari kegelisahan menuju ketentraman jiwa.
tak kusangka beberapa waktu yang talah berlalu aku tak bisa bercanda, bertatap muka dan bersapa dalam nikmatnya sebuah nasehat bersamanya, teringat sebuah kenangan panjang dari keteladanan dan keteguhan sebuah iman yang menjulang kedasar serta mengakar layaknya pohon yang kokoh dihempas oleh angin.
berbagai cerita perjuangan masa lalu memberikan motivasi tiada henti lika liku perjalanan waktu dari kekuatan besar di balik sana.
ketika pagi menjelang saat kaki bergegas menuju tanah yang luas tempat tumbuhnya rezeki yang allah berikan, digenggamnya sebilah besi bengkok yang terpasang disebuah kayu yang dibuat sedemikian rupa. dengan kopyah hitam melekat di kepalanya dan raut wajah penuh makna yang terpancar sebuah kesederhanaan.
ketika malam menjelang sebuah kitab tebal berisi mikroskop pengllihat yang hak dan batil dirangkulnya dengan penuh keseriusan dan dengan sebuah kaca pembantu untuk menajamkan keimanan telah mengait diantara kedua telinganya,di bawah lampu neon panjang yang bersinar menempel di sebuah gerbang terbuat dari kayu bercat hijau membantu melapangkan keteguhan jiwa yang kosong kemudian terisi bagaikan gelas yang dituangkan madu penuh rasa cintaNya yang tak terkira.
itulah sedikit memoriam dari kakek yang tergambar dan melekat diantara cabang-cabang syaraf yang mampu menyimpan berjuta-juta data yang tak terkira oleh nalar manusia.
saat itulah aku teringat oleh sebuah ucapan hikmah penuh makna yang terucap dari ketundukkan manusia akan tuhannya, ketakutan akan seorang hamba pada siksa yang pedih nan jauh tak terindera oleh manusia namun menggetarkan hati dan melemaskan jiwa yang kuat sekalipun. Dialah sosok al fudhai bin iyadh dalam az zuhd-al baihaqi, dengan penuh kelembutan dan santunnya ucapan, beliau berkata "cukuplah kematian sebagai pengingat (berharga)". sependek pisau namun tajam mengoyak hati dan menciptakan sebuah luka semangat untuk meraih sebuah rahmat besar akan ridhoNya yang tak bisa dilihat dan diindera oleh apa yang dimiliki oleh manusia, itulah syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang terbuat oleh madu manis dan arak-arak yang tak memabukkan.
tak terasa matahari semakin lama semakin nampak cahayanya menembus kedinginan dipagi tadi, aktifitas hari ini, hanya keikhlasan, do'a dan sebuah kisah teladan akan menjadi pengingat selalu kerinduan mendalam dari hati yang sebuah kesedihan saat ini, semoga perjuangannya dimasa lalu sebagai sosok tokoh agama di tengah masyarakat menjadi penghibur bagi hati ketika futur dan bagi manusia yang tengah lalai atas sebuah nikmat yang terhampar luas diantara hijaunya alam, putih beningnya awan dan rumitnya sebuah karya fenomenal yaitu manusia.
inilah sedikit tulisan dipagi hari menjelang sujud-sujud minoritas manusia dan bernjak pada kesibukan manusia yang semakin lama semakin berpaling menuju fatamorgana materialisnya pikiran manusia saat ini.
semoga perpindahan malam menuju pagi bagaikan sebuah perjuangan menegakkan sebuah mahkota dari segala kewajiban saat ini semakin terang dan semakin nampak jelas peradaban paripurna pemecah kegelapan dari syetan kapitalisme yang mencengkram, membual serta menipu pandangan manusia hari ini.
ayolah wahai pejuang tegaknya syari'ah dan khilafah, pagi akan segera menjelang, kemenangan akan segera kita raih dan kilatan-kilatan pedang akan segera terdengar membenturkan sebuah peradaban untuk mengingatkan manusia bahwa islam memiliki sebuah desain terbaik yang Allah ciptakan dan bersegerlah beralih dari penghambaan terhadap manusia menuju penghambaan terhadap Allah satu-satunya.
"Sesungguhnya hati berada di tangan Allah azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya."(HR. Bukhari, dari Abu Musa)
"Al Qodhi mengatakan: Orang yang berilmu dimisalkan dengan bulan dan ahli ibadah dimisalkan dengan bintang karena kesempurnaan ibadah dan cahayanya tidaklah muncul dari ahli ibadah. Sedangkan cahaya orang yang berilmu berpengaruh pada yang lainnya" (Tuhfatul Ahwadzi, 7/376)
tulisan dipagi hari dari al faqir
*Bahrul Ulum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar